MAINKAN MUSIKMU. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

SEJARAH MUSIK

TINJAUAN SEJARAH MUSIK


Perkembangan musik klasik dapat dikelompokkan dengan

berbagai sistem. Sebagai contoh ialah yang mengacu pada

perkembangan tekstur musikal, seperti periodesasi yang di buat oleh

Ewen (1963:7-13): Era Polifonik (1200-1650), Masa Kelahiran Homofonik

(abad ke-17), Periode Klasik (abad ke-18 hingga permulaan abad ke-19)

Periode Roantik (abad ke-19) dan Periode Modern (abad ke-20).

Sementara itu Stein (1963) merdasarkan periodesasi historis musik klasik

atas prosedur komposisi dan bentuk musik. Menurut sitem tersebut

taksonomi historis musik klasik adalah sebagai berikut: Era Abad

Pertengahan (300-1000), Romanesque (1000-1150), Ars Antiqua (1150-

1300), Ars Nova (1300-1400), Renaisans Awal (1400-1500), Renaisans

Tinggi (1500-1600), Barok (1600-1750), Rococo (1725-1778), Klasikisme

(1750-1827), Romantikisme (1800-1900), Impresionisme (1880-1918),

dan Abad ke-20 (1900 hingga sekarang). Walaupun demikian, dalam bab

ini periodisasi yang disampaikan ialah Era Kuno (Sebelum 600), Era

Abad Pertengahan (600-1450), Era Renaisans (1450-1600), Era Barok

(1600-1750), Era Klasik (1750-1820), Era Romantik (1820-1900), dan Era

Kontemporer (1900-Sekarang).

Era Kuno (Antiquity) (- 500)


Sejarah Terbentuknya Musik Barat




Musik Barat Awal terbentuk oleh tiga komponen budaya meliputi

tradisi-tradisi yang tidak sepenuhnya Eropa: Pertama, Timur Tengah

dan Mesir Kuno (daerah Mesopotamia di sekitar sungai Tigris dan

Euphrate yang didiami suku-suku bangsa Sumeria, Babylonia, dan

Assyria) meninggalkan artefak gambar-gambar instrumen musik yang

sudah lengkap (idiofon, aerofon, kordofon, dan membranofon) untuk

memainkan himne yang diukir pada batu tahun 800 SM. Lima ratus tahun

kemudian Bangsa Mesir melakukan hal yang sama, sedangkan bangsa

Yahudi tercatat sejak tahun 2000 SM dan didokumentasikan dalam Kitab

Perjanjian Lama yang lebih berkembang karena kemudian diadobsi dan

diadaptasikan dalam liturgi agama Kristen kemudian. Tradisi peribadatan

Yahudi di synagoge (kuil) berupa gaya menyanyi silabis dan melismatis

hingga kini tetap digunakan di seluruh dunia.



Kedua, Yunani Kuno, merupakan budaya yang paling

berpengaruh pada perkembangan musik di Barat melalui bangsa Romawi

yang menaklukkan mereka tetapi sekaligus banyak mengadobsi

budayanya. Sejarah Yunani baru mulai sekitar tahun 1000 SM tetapi

segera mempengaruhi bangsa-bangsa sekitarnya. Dua dewa yang paling

dipuja bangsa Yunani Kuno adalah Apollo dan Dionysus—kelak menjadi prototipe dua kutub aliran estetika yang saling berlawanan yakni klasik

dan romantik. Pemuja Apollo, memainkan instrumen musik berdawai

kithara sejenis lyre adalah kaum yang berwatak objektif terhadap

ekspresi, sederhana, dan jernih. Sebaliknya pengikut Dionysus suka

memainkan instrumen tiup aulos, bersifat subjektif, emosional, dan

berhawa nafsu besar. Doktrin etos seperti yang dijelaskan filsuf Plato dan

Aristoteles
meyakini bahwa musik memberikan efek langsung pada

perilaku seseorang yang mendengarkannya. Akibatnya, sistem sosial dan

politik menjadi belit-membelit dengan musik, pendidikan berfokus pada

musik dan olahraga senam (musica dan gymnastica), bahkan untuk

membentuk tatanan fundamental masyarakat dilakukan rasionalisasi

musik seperti: penalaan nada, memilih instrumen musik, mencipta modus

dan ritme-ritme. Ahli matematik Pythagoras menjadi orang pertama yang

meneliti perbandingan-perbandingan getaran dawai dan menetapkan

urutan nada-nada yang hingga kini menjadi dasar sistem musik diatonik.


Ketiga, Romawi Kuno, bilamana budaya musikal wilayah

Mediterania timur dicangkok-kan ke dalam wilayah Mediterania barat oleh

kembalinya serdadu-serdau Romawi, maka modifikasi dengan berbagai

selera dan tradisi-tradisi lokal yang ada tak bisa dihindarkan. Modifikasi

nyatanya bahkan hanya lebih menyederhanakan saja dari model-model

yang diadobsi. Tangga nada diatonik (tujuh nada) dijadikan standar

menggantikan struktur-struktur kromatik dan enharmonik dari sistem

musik Yunani. Romawi tidak memiliki kekayaan warisan musikal berupa:

teori akustik, konsep modus, pengelompokan ritme, organologi instrumen

musik, sistem notasi yang meliputi pitch dan durasi, dan banyak repertoar

berupa melodi-melodi yang digunakan untuk contoh-contoh pada

komposisi selanjutnya.


Sejarah Musik Era Abad Pertengahan (Medieval Era) 600-1450


Meliputi suatu periode masa yang paling panjang terkait dengan

semua kehidupan dan seni untuk pelayanan gereja. Musik untuk

keperluan ibadat, sebagai alat utama untuk memahami karya-karya

Tuhan Allah. Mewarisi modus-modus Yunani, bangsa Romawi yang

kristen mengembangkan modus-modus gereja sebagai sistem tangga

nada yang hingga kini masih digunakan dalam berbagai peribadatan

kristen. Standarisasi dalam berbagai lapangan pengetahuan juga terjadi

dalam musik, biarawan dan teoretikus musik Guido d’Arezzo (ca. 997 –

ca. 1050) merancang sistem menyanyi yang dinamakan ’solmisasi’.

Pemimpin gereja Paus Gregorius I mengatur penggunaan lagu-lagu

pujian untuk peribadatan gereja yang dikenal dengan Gregorian chant. Gaya polifoni sebagai teknologi komposisi yang menggabungkan

dua alur melodi atau lebih memperkaya rasa keindahan musikal

dibandingkan gaya monofon sebelumnya dan cikal-bakal harmoni. Pusat

musik abad ke-14 adalah Italy dengan komposer-komposer penting

seperti Francisco Landini, Giovanni da Cascia, dan Jacopo da Bologna.

Untuk pertama kali di Paris para pencipta musik Léonin dan Perotin yang

notabene adalah biarawan Katedral Notre-Dame disebut sebagai

komposer-komposer ”Aliran Notre-Dame” (The Notre-Dame School).

Sebuah risalah penting berjudul Ars Nova (Seni Baru) oleh Philippe de

Vitry muncul lebih awal pada abad ke-14 dan sekaligus menunjukkan

bahwa seni yang berkembang sebelumnya menjadi kuno.


Sejarah Musik Era Renaisans (1450-1600)


Berwatak klasik, pengekangan, menahan diri, dan kalem. Selain

tertarik pada kebudayaan Yunani Kuno, juga berkembang humanisme

khususnya di Italia dan fundamentalisme di Eropa Utara, tetapi sarat

dengan penemuan ilmiah. Kebudayaan termasuk musik berkembang baik

di dalam maupun di luar gereja. Manusia seperti telah menemukan

kembali jati dirinya terutama tampak pada idealisme kaum Protestan

yang meyakini bahwa manusia bisa berhubungan langsung dengan

Tuhan-nya. Melodi dan tekstur musik masih menggunakan modus-modus

sebelumnya, tetapi akord-akord mulai disusun dengan cara

menghubungkan melodi-melodi yang menghasilkan konsonan atau

disonan. Selain musik vokal, era ini ditandai mulainya komposisi solo

dengan iringan ansambel instrumental. Selama abad ke-16 musik

instrumental merangkak naik cepat terkait dengan perkembangan teknik-

teknik permainan instrumen yang idiomatis seperti ritme-ritme beraksen

kuat, nada-nada yang diulang-ulang, wilayah nada semakin luas dan

panjang, nada-nada yang ditahan dan frase-frase, dan banyak

ornamentasi melodi.



Renaisans dapat diartikan sebagai periode dalam Sejarah Eropa

Barat dimana manusia mulai melakukan eksplorasi terhadap dunia, baik

melalui perjalanan atau penjelajahan ke Timur maupun ke Selatan

belahan bumi, tetapi mereka juga gemar mengembangkan ilmu

pengetahuan dan kesenian. Oleh karena pikiran manusia menjadi

semakin bebas, maka musik sekuler mulai muncul dan berkembang pula

musik-musik instrumental yang semula kurang mendapatkan tempat di

lingkungan tradisi gereja. Tetapi musik gereja tetap sangat penting dan

gaya polifonik vokal sangat berkembang pada periode ini. Komposer-

komposer terpenting ialah Josquin des Prés, Orlandus Lassus, William


Sejarah MusikEra Barok (1600-1750)


Periode waktu musik Barok yang juga dikenal sebagai awal suatu

masa paling dramatik dalam sejarah musik, dikatakan sebagai mulainya

era tonal, tetapi totalitas musik yang menggunakan tangga nada diatonik

sebenarnya berlangsung hingga pada awal abad ke-20, selebihnya musik

modern mulai banyak yang meninggalkan sistem diatonik itu. Sekalipun

kata Perancis Baroque; Inggris/Jerman: Barock; Italy: Barocco—semua

menunjuk pada kata sifat ’bizaree’ (aneh, ajaib, dan ganjil)—pada

mulanya berkonotasi buruk, digunakan untuk tujuan menghina,

merendahkan, dan abnormal; tetapi definisinya semakin menjadi positif,

agung, dramatik, dan bahkan mengandung spirit kuat dalam seni. Spirit

itu diperlukan untuk mengembangkan kekayaan musikal dan menumbuhkan dengan cepat teknik-teknik yang diperlukan. Dua gaya

musik yang terpenting adalah gaya antik (prima prattica, stile antico) dan

(sconda prattica, stile moderno)
yang lebih teatrikal daripada yang

pertama. Periode pertama era Barok sebagai awal ditandai dengan

penerapan unsur dramatik pada musik terutama pada operan dan

oratorio, tetapi juga pada musik instrumental dengan menambahkan

unsur-unsur dinamik seperti forte-piano (keras-lembut).



Di Italy ada komposer-komposer antara lain Giulio Caccini,

Jacopo Peri, Claudio Monteverdi, dan Pietro Francesco

Cavalli
; di Perancis ialah Jean Baptiste Lully; dan di Jerman Heinrich

Schütz
. Periode kedua ditandai oleh adanya unsur keseimbangan

harmonik dan polifonik pada komposisi-komposisi Barok yang dilakukan

oleh para komposer Italy Arcangelo Corelli, Antonio Vivaldi, Allesandro

Scarlatti, dan Domenico Scarlatti; Inggris Henry Purcell, komposer

Perancis Francois Couperin, Jerman Johann Sebastian Bach, dan

George Frideric Handel
. Musik Barok menyumbang bagi kesempurnaan

sistem musik Barat dengan sistem tonalitas yang berbasis perkuncian,

memformulasikan nada-nada menjadi akord-akord, interrelasi melodi dan

akord dalam tangga nada mayor atau minor—menjadikan musik diatonik

bisa diterima mendunia. Dua gaya musikal yang sangat berbeda dari

Renaisans adalah gaya musik concertato dan basso continuo.



Gaya pertama menerapkan teknik kontras, kombinasi, dan

alternasi antara solo dan iringan; sedangkan yang kedua teknik

menggarap iringan musik berbasis nada-nada bas (nada paling bawah)
.

Dua gaya itu banyak digunakan dalam komposisi instrumental yang

menjadikan era ini merupakan masa gemilang musik instrumental seperti

jenis musik ”sonata” dan ”concerto”. Pusat-pusat musik Barok dan para

komposernya adalah Italia, Perancis, Inggris, dan Jerman; semua

menghasilkan beraneka ragam repertoar musik vokal dan instrumental

seperti sinfonia, overture, opera, sonata da chiesa, dan sonata da

camera
. Musik hiburan (entertainment music) secara bertahap mulai

berkembang baik secara kualitas maupun kuantitasnya dan memperkaya

musik gereja yang sudah ada. Mulai tahun 1700 beberapa bentuk musik

berbeda muncul seperti solo sonata, trio sonata, suita tarian, dan

concerto grosso.



Sejarah Musik Era Klasik (1750-1820)


Seperti yang terjadi pada era Renaisans, sebenarnya cukup sulit

mendefinisikan era ini sekalipun menggunakan tinjauan periode waktu,

perbedaan gaya-gaya musikal, perilaku estetik, idealisme, atau bahkan

norma-norma yang ditetapkan. Cara paling mudah memahami era Klasik

Byrd, dan Giovanni Pierluigi da Palestrina. ialah dengan memahami klasikisme sebagai idealisme para pemuja dewa

Apollo era Yunani Kuno. Era ini mewarisi dan mengembangkan

klasikisme secara total melalui pikiran positif, sikap tenang, seimbang

antara rasio dan rasa, dan struktur yang jernih. Jika Apollo adalah dewa

keadilan, keindahan, seni, musik, dan sebagai personifikasi dari watak

tenang dan seimbang (hamonious tranquility); maka teori penting tentang

Apollo dikembangkan Nietzsche yang mengatakan bahwa Apollo adalah

dewa kebijaksanaan, pikiran analitis, pembentuk kepribadian, refleksi diri,

dan pemahaman—yang dilawan oleh Dionysus sebagai dewa yang

melahirkan prototipe romantikisme.



Kata “klasik” bermakna sesuatu yang ber-‘kelas’ tinggi, bukan

sesuatu yang berkualitas sembarangan. Musik klasik (semua musik

serius) termasuk dalam kategori itu, tetapi era Klasik tidak mendadak

menemukan jati-dirinya melainkan dimulai oleh gaya rokoko yang riang

(galant style) khususnya di Perancis dan gaya sentimental

(empfindsamer stil) yang dikembangkan pada tahun 1750 hingga 1760-

an di Jerman. Perancis menyumbang obsesi kejernihan (lightness),

keanggunan (gracefulness), dan hiasan (decoration); sedangkan Jerman

lebih senang pada masalah rasa (sensibilities). Di Jerman suatu gerakan

kesenian yang penting adalah Sturm und Drang (”Storm and Stress”,

”Badai dan Stres”)
muncul selama tahun 1770 hingga 1780-an dipelopori

oleh pujangga besar Goethe dan kawan-kawan yang mengajak agar lebih

meningkatkan ekspresi personal dan menggunakan repertoar bangsa

sendiri dalam karya-karya seni—Jerman.



Perubahan fundamental gaya musikal Klasik dari Barok

diinspirasikan oleh Rokoko yang memurnikan kembali idealisme klasik

Yunani Kuno oleh para komposer hebat seperti Joseph Haydn, Wolgang

Amadeus Mozart, Christoph Willibald Gluck, dan Ludwig van Beethoven
.

Untuk pertama kali dalam sejarah musik bahwa musik instrumental lebih

penting daripada musik vokal. Orkestra dan musik kamar seperti kuartet,

kuintet, dan trio piano—dijadikan standar dan menggantikan dominasi

ansambel-ansambel Barok. Polifoni digantikan gaya homofoni yang

membedakan fungsi melodi dan progresi akord-akord sebagai iringan.

Bentuk musik (musical form) terpenting adalah bentuk sonata (sonata

form) yang digunakan pada simfoni, sonata, dan konserto.



Suatu gerakan kesenian yang penting ialah Sturm und Drang

(”Storm and Stress”, ”Badai dan Stres”) muncul di Jerman dipelopori oleh

pujangga besar Goethe dan kawan-kawan, mengajak seniman agar lebih

meningkatkan ekspresi personal dan menggunakan repertoar sendiri

dalam karya-karya seni. Melalui gerakan kebudayaan itu para pujangga

menggugah kesadaran cinta tanah air atau nasionalisme bagi bangsa

Jerman melalui perhatian mereka pada karya-karya seni bangsa sendiri.


Sejarah Musik Era Romantik (1820-1900)


Komposer-komposer Jerman seperti Beethoven merespon

gerakan Sturm und Drang dan menjadikan pergantian gaya musikal dan

sikap estetik yang lebih personal, nasionalistik, bebas, dan menjadikan

ciri khas Romantik. Batasan romantik berasal dari sastra Jerman pada

akhir abad ke-18, seorang penulis Franco-Swiss bernama Mme de Staël

mengaitkan gagasan-gagasan baru dengan gerakan yang terjadi pada

tahun 1813 sebagai sesuatu yang asli, modern, populer, natural, religius,

dan pemberlakuan institusi-institusi sosial. Maka musik Romantik

berbeda dari gaya sebelumnya dan acapkali dikatakan berlawanan

dengan Klasik karena wataknya yang emosional, subjektif, nasionalis,

individual, eksotis, melarikan diri, nafsu bebas, dan bahkan tidak rasional.




Sifat-sifat gaya romantik


Sifat-sifat gaya romantik sangat ditentukan oleh upaya para

komposer yang memperkaya sumber-sumber inspirasi dan sumber-

sumber material bagi komposisi mereka. Orkestra, musik piano, solo

vokal dengan iringan piano, dan opera
dijadikan sebagai jenis-jenis musik

utama, tetapi musik kamar dan musik vokal pujian agak dipinggirkan.

Metrik genap dan metrik gasal dijadikan sebagai basis metrik musik,

tetapi terkadang dilakukan juga eksperimen-eksperimen menggabungkan

keduanya secara tidak biasa. Ritme diakui sebagai suatu inti yang

penting dari masalah ekspresi dalam musik. Gaya melodi ditekankan

berasal dari gaya menyanyi dengan ciri panjang dan alur-alur lirik. Di sisi

lain kemungkinan-kemungkinan baru secara idiomatis pada perwatakan

instrumen digali dan dikembangkan. Elemen-elemen harmoni dan tonal

terus-menerus dikembangkan selama abad itu, dengan kromatikisme,

sonoritas diperkaya misalnya dengan akord tujuh dan akord sembilan,

dan bunyi-bunyi yang nonharmonis banyak digunakan secara lebih

bebas. Modulasi-modulasi semakin menjauh dari tonalnya, tetapi musik

masih berpusat pada melodi dan harmoni.



Beethoven adalah seorang figur transisional yang menghantarkan

gaya Klasik abad ke-18 menuju gaya Romantik abad ke-19. Ia adalah

komposer yang paling fenomenal dalam sejarah musik diatonik karena

kegigihannya dalam menunjukkan personalitas dan watak pribadi melalui

komposisi-komposisinya. Terinspirasi oleh adanya kekuatan-kekuatan

revolusioner pada masanya, terutama Revolusi Perancis, ia

mendeklarasikan sendiri sebagai pembaharu artistik yang merdeka,

bebas dari pengaruh kekuasaan atau patron tertentu. Pada awalnya ia

mencipta musik demi memenuhi pesanan dan imbalan finansial, tetapi

kemudian pada tahun 1820 ia mulai mendeklarasikan kebebasan dirinya

dalam mencipta musik dan hanya menulis musik jika digerakkan oleh

imajinasi dan kata hatinyas saja. Ia telah menetapkan aspek-aspek

seperti individualitas, subjektivitas, dan ekspresi emosional sebagai standar pada komposer-komposer Romantik. Kemerdekaan atau

kebebasan (freedom) adalah kata yang melekat pada komposer paling

fenomenal ini, ia berani melawan Kaisar Napoleon Bonaparte melalui

Simfoni No. 3 Eroica yang kemudian menjadi tonggak sejarah musik

Romantik
. Beethoven tampil sebagai pujangga musik dunia yang mampu

menembus batas-batas kultur Barat.


Kontras dengan eksperimen-eksperimen Schoenberg dan

Stravinsky tersebut selama dekade kedua abad ke-20 muncul aliran yang

ingin kembali kepada idaman-idaman estetika akhir abad ke-18 dan

kemudian dinaman Neoklasik. Tokoh-tokohnya ialah Paul Hindemith,

Béla Bartok, dan Sergey Prokoviev dan Alban Berg. Aliran ini berwatak

terbebas dari muatan emosional, penyederhanaan material-material,

struktur dan tekstur; dan lebih mementingkan garis-garis melodi

kontrapungtis daripada warna harmonik atau instrumental. Neoklasik

diteruskan sebagai tren utama hingga sekitar tahun 1920 dan Perang

Dunia II
berlangsung, teknik-teknik ekspetimental dikenalkan selama

dekade kedua abad ini secara bertahap dimurnikan kembali, dimodifikasi,

dan digabungkan ke dalam perbendaharaan istilah musikal yang diterima

umum.



Pasca Perang Dunia II ditandai oleh dua sikap artistik utama yang

cenderung menggabungkan unsur-unsur yang ada, Anton von Webern

membawa komposisi serial secara lebih ekstrim secara ketrampilan dan

intelektual yang berorientasi kepada Klasikisme daripada

Ekspresionisme. Stravinsky, anggota tertua dari kelompok Neoklasik,

mulai melakukan ekperimen dengan Serialisme. Musik Avant-garde mulai

dikembangkan dengan teknik-teknik yang memungkinkan menggunakan

unsur elektronika.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar